Kamis, 11 Oktober 2012

Love of a Friend - Part 2 - "where is my fairy"



Author POV
Sejak saat itu mereka selalu bertemu secara kebetulan dan menghabiskan waktu bersama-sama dengan cerita-cerita aneh. Tapi Soohyun dan Woocha sangat menikmatinya. Sampai pada akhirnya Woocha mengatakan hal yang aneh, lebih tepatnya menuliskan.
aku akan kembali ke negeri bunga, mungkin kita tidak bisa bertemu lagi, atau mungkin kita bisa bertemu dikehidupan selanjutnya”
“yah, nona peri, kau mau pergi?? Pergi saja, kenapa minta ijin segala” Soohyun menanggapi kalimat Woocha dengan candaan seperti biasanya.
“baguslah kalau begitu^^ jadi nanti kau tidak akan kaget lagi karena kemunculanku yang tiba-tiba” 
“hahaha…itu malah lebih bagus nona peri” Soohyun tertawa sambil mengacak rambut Woocha.
“kalau begitu aku pulang dulu nona peri, kalau kau kembali ke dunia bunga jangan lupa kirimi aku oleh-oleh” Soohyun melambaikan tangan dan segera menaiki sepedanya.
Pria tinggi itu sekarang sudah tidak pernah murung dan sedih lagi, setiap hari dia selalu dibuat tertawa oleh kehadiran Woocha. Bahkan sekarang characternya yang dingin sudah berubah menjadi lebih hangat.

*dua hari kemudian*
Hari yang mereka nanti akhirnya datang, hari penentuan bagi Executed, hari dimana mimpi mereka   menjadi nyata. Yah, hari pengumuman Hotwave Band Award.
“Hyung, aku deg-degan” ujar dongho memelas
“aku juga, tapi tenang saja, semua akan baik-baik saja” Key menjawab dongho sambil melangkah ke sebuah kursi dipojokan.
“Kita harus yakin!!” Soohyun menambahkan.
“oh iya, aku hampir lupa, kemaren aku melihat cyberspace dan ternyata penggemar Executed sudah lumayan banyak” Yeoseob bercerita dengan antusias
“benarkah??” Soohyun sedikit kaget, dia tidak percaya bahwa band mereka akan memiliki banyak penggemar bahkan sebelum hasil audisi diumumkan.
“Sepertinya begitu Hyung, kata noona-ku band kita executed juga popular di sekolahnya, dan noona katanya adalah ultimate fan Soohyun hyung” Dongho juga bercerita dengan menggebu-gebu.
“benarkah? Tapi maafkan aku Dongho-ya katakan pada noona-mu, aku sudah memiliki fan pertama” Soohyun tersenyum sambil mengingat teman barunya Shin Woocha.
“aah, dasar kau Soo..” Yeoseob mengomel “Dongho-ya, katakan pada noona-mu, dia boleh menjadi fan nomer satu ku” lanjut Yeoseob mendekati Dongho.
“An…nyeong..” Eunji muncul di antara mereka dengan langkah sedikit ragu
“ooh, Eunji-ya..kau datang!!” Soohyun menyapanya dengan expresi yang natural bagi seorang teman. Tentu saja kali ini bukan lagi sebuah kebohongan. Soohyun benar-benar sudah merelakan Eunji.
“Soo…” Eunji menunduk, dia masih merasa kurang enak dengan kejadian  beberapa waktu lalu. Tentu saja, mereka benar-benar tidak bertemu dan saling berhubungan sejak saat itu.
Setelah moment Soohyun berlutut menangis di hadapannya kurang dari 2minggu yang lalu, hari ini Eunji benar-benar kaget melihat expresi wajah Soohyun yang ceria, seperti wajah Soohyun sahabatnya yang sering menjahilinya, bahkan lebih lagi, Senyum dan pancaran mata Soohyun jauh lebih hangat.
“Hey hey hey, choding, kenapa kau seperti orang sakit gigi begitu” Soohyun mencolek pipi Eunji “ Hari ini adalah hari baik bagi executed, jangan membawa aura suram”  Soohyun melanjutkan candaannya
Eunji terdiam sejenak dan kemudian tersenyum
“Kau memang hebat Shin SooHyun, vocalist nomer satu” Jawab Eunji sambil mencubit pipi Soohyun.
“sebenarnya ingin sekali kukatakan kau adalah lelaki yang hebat dan tegar, Shin Soohyun” batin Eunji.
“Yah, Keybum, ada Eunji disini”  Soohyun menoleh ke arah Key yang asik mendengarkan Mp3 player di sudut ruangan.
“Aku kesana dulu yak, oldie” Balas mina sambil menghampiri Key.
Soohyun mengambil ponsel dari sakunya dan mulai mengetik sebuah email sambil tersenyum
To Shin Woocha :
Nona Peri bunga, kali ini tolong pinjami aku kekuatanmu lagi dan sedikit keberuntungan
“Baiklah, kita telah sampai pada saat yang dinanti, pengumuman pemenang Hotwave Band Award” Suara Mc yang menggelegar membangunkan semua lamunan dan membekukan semua kebisingan.
“…..dan pemenang utama Hotwave Band Award adalah…Executed” Penonton riuh memberi sambutan.
Soohyun,Key,Yeoseob dan Dongho masih tidak percaya dengan apa yang mereka dengar. Bagi mereka ucapan Mc tadi bukanlah hanya sepenggal kata tapi merupakan kunci mereka untuk memasuki  dunia professional entertainer.


Soohyun POV
“Woaa, aku benar-benar masih bergetar sampai detik ini” Dongho menghembuskan nafas panjang
“Benar-benar melegakan!! Kau hebat Dongho pada saat itu kau yang terbaik” Aku mengucek rambut dongho.
“yah hyung, walaupun kau bilang begitu noona ku pasti tetap saja menganggap kau lebih keren” Dongho cemberut. “Oh iya Hyung, bolehkan aku mengambil fotomu? Noona ku pasti akan sangat senang menerimanya” Dongho menunjukkan ponselnya.
“Errr, kenapa kau seperti seorang fangirl begitu…kau juga member Executed, bahkan sudah seperti adik kandungku sendiri” Aku segera merangkul Dongho dan membuat selca bersama.
“Hyung…” Dongho sangat senang hingga menenggelamkan kedua mata sipitnya di antara senyum manisnya.
“oh iya, dimana mereka?” tanyaku dengan wajah penasaran.
“Nugu? Seobbie hyung dan Key Hyung??” Tanya Dongho
“Eung~” jawabku singkat sambil mengangguk.
“Seobbie Hyung disebelah sana, sedang bersama gadis-gadis fans” dia menunjuk kearah Yeoseob yang dikerumuni gadis-gadis.
“Key Hyung disana” Dongho menunjuk ke arah Key yang sedang duduk bersama Eunji
“Aah…sebentar hyung, ada yang menelponku” Dongho segera menjawab telponnya.
“Ne…ne…araseo…” Dongho menutup pembicaraan dan memandangku.
“Hyung aku harus pergi sekarang, aku duluan ya…!!!” Anak itu berlari menjauh sambil melambai kearahku.
Tiba-tiba aku teringat woocha. benar juga aku harus memberi tahunya kabar baik ini, biasanya aku hanya berbagi cerita sedih dengannya, kali ini aku harus menceritakan sesuatu yang baik seperti ini,
“Key, Eunji, aku duluan, aku mau menemui seseorang” aku menghampiri mereka berdua
“Eh, siapa?” Tanya Eunji langsung memandang ke arahku.
“Fan nomor satu-ku” jawabku sambil tersenyum nyengir
“aigoo, fan nomor satu? Pasti dia sangat spesial!! Good luck” key tersenyum sambil mengacungkan jempolnya padaku.
Aku hanya membalas dengan tersenyum dan segera melangkah pergi. Ku dengar Key berseru ke arahku
“jangan lupa victory party kita nanti malam”
“aku tahu, bye semua” aku berlari ke arah sepedaku.

Author POV
Soohyun duduk di halte tempat dia biasa bertemu dengan Woocha. Tapi tidak seperti biasanya, kali ini dia sendirian, Woocha tidak disana.
Nona peri bunga, dimana kau? Ada yang ingin aku ceritakan”  Soohyun mengirim email pada Woocha tapi tidak ada balasan. Berselang sepuluh menit Soohyun mengirim Email berturut-turut pada Woocha.
fan macam apa kau tidak mengucapkan selamat pada ku”
“…peri bunga…kenapa tidak membalas emailku apa kau sibuk di dunia bunga XD”
“sepertinya sibuk…baiklah sampai bertemu besok”
Soohyun pulang dengan rasa penasaran yang besar. Ada apa dengan Woocha.

Malam setelah victory party Soohyun kembali mengirim email pada Woocha
“Hei, nona peri bunga, Bi bilang dia merindukanmu”
Soohyun berharap Woocha akan membalas emailnya, tapi tetap sama, tidak ada balasan.

Soohyun POV
Hari inipun aku terus mencarinya, Sudah seminggu sejak dia tidak muncul dan tidak memberi kabar apa-apa. Aku selalu mengiriminya Email setiap hari dan menunggunya ditempat ini, sesekali ku ajak Bi berkeliling disekitar sini, berharap kami dapat bertemu dengannya. Gadis itu biasanya selalu muncul tiba-tiba seperti hantu. Kemana dia? Kenapa aku mengkhawatirkannya? Tentu saja tidak mungkin aku menyukainya.
“Shin Woocha, bogoshippeoseoyo….” Bisikku lirih
Aku mengayuh sepedaku dengan lemah menuju studio. Aku benar – benar tidak bersemangat untuk latihan hari ini.
Sesampainya di studio ku hempaskan tubuhku di atas sofa merah yang selalu menjadi penonton setia latihan kami. Ku ambil ponselku, dan mulai mengetikkan sebuah email untuknya.
Nona peri…..” tiba-tiba jariku berhenti mengetik. Aku ingat kata-kata terakhir yang diucapkannya padaku, oke baiklah bukan diucapkan tapi dituliskan.
Dia bilang dia adalah seorang peri, dia akan kembali ke dunianya, dunia bunga. Benarkah itu? Haruskah aku mempercayainya?
Tapi jika dipikirkan, dia selalu muncul tiba-tiba dan kemudian dia akan pergi begitu saja sambil tersenyum. Aku bahkan tidak tau dimana alamatnya. Bahkan aroma rambut dan tubuhnya seperti lavender dan mawar. Apakah dia benar seorang peri.

“Aaaah…Shin Soohyun, tahun berapa ini? Berapa usiamu? Kenapa kau masih percaya adanya peri” Yeoseob tertawa setelah mendengarkan ceritaku. Aku menyesal menceritakan ini padanya.
“tapi itu mungkin saja benar, dia sendiri yang bilang padaku” Aku mencoba membela diri.
“haha, Soo, aku sebenarnya adalah Alien dari mars” Ucap Yeoseob dengan nada mengejek
“Sialan kau” Ku lemparkan bantal yang berada di sofa tempat aku duduk ke arah Yeoseob. Yeoseob balas tertawa. Pintu Studio yang sedari tadi tertutup tiba-tiba terbuka. Key dan eunji muncul dari balik pintu dan masuk ke studio.
“Annyeong” Eunji menyapaku dan Yeoseob
“Choding, tumben sekali kau mampir ke studio?” tanyaku heran, tidak biasanya Eunji datang kesini.
“aku yang mengajaknya” jawab Key sambil merangkul bahu Eunji
“iya, tadi kami abis jalan, jadi sekalian kesini” Eunji tersenyum
“Nah, mana Dongho? Tumben sekali anak itu telat, biasanya dia selalu datang pertama” Yeoseob memandang kami bergantian dengan mata besarnya.
“dia tadi bilang padaku, dia harus kerumah sakit menjaga noonanya karena hari ini orang tuanya sangat sibuk” jawab key.
“Noona-nya Dongho sakit?” Tanya Yeoseob heran
“iya…bagaimana kalau kita besuk dia ke rumah sakit, Dongho adalah keluarga kita, keluarganya berarti keluarga kita juga” Tanya Key
“ide bagus, apalagi Dongho bilang noona-nya adalah fan Executed, mungkin kehadiran kita bisa membuatnya senang…bagaimana menurutmu Soo” Yeoseob melirik ke arahku
“eeh, apa??” tanyaku polos
“menjenguk noona-nya Dongho  -__- kemana saja pikiranmu? Apakah sudah terbang bersama peri tinkerbell” Yeoseob meledekku
“aah..iya..iya…mian….ayo kita berangkat” aku segera bangkit dari sofa yang sedari tadi aku duduki.

Author POV
“Dongho-ya” Yeoseob berlari kecil mendekati dongho yang duduk di koridor rumah sakit
“oh..Hyung, kalian datang” Dongho segera berdiri dan tersenyum “kalian tidak latihan?”
“yeah, kita sengaja datang menemui noona-mu” jawab Key
“Bagaimana keadaan noona?” Tanya yeoseob
“aah, dia telah lewat dari masa kritisnya, tapi belum sadarkan diri”
“memangnya sakit apa?” Tanya Soohyun penasaran
“Ada protein asing yang menumpuk disekitar tenggorokan dan saluran pernafasannya sejak 2 tahun lalu, pada awalnya tidak terlalu parah, tapi beberapa bulan lalu dia kehilangan suaranya dan sekarang terjadi gangguan pernafasan” dongho menjelaskan.
“kehilangan suara…??” Soohyun tiba-tiba teringat pada seseorang “Kau...Shin Dongho…apa mungkin?” Soohyun segera membuka pintu kamar perawatan kakak Dongho dan dia hampir tidak percaya dengan penglihatannya.
“Sh…Shin…woo…cha” Soohyun benar – benar shock. Bagaimana bisa dia tidak menyadarinya selama ini. Woocha adalah kakak dari Dongho. Masuk akal memang, wajah mereka memang sedikit mirip ditambah lagi beberapa kebetulan sebelumnya.Soohyun menyadari bahwa dia selalu tidak memperhatikan hal-hal kecil
“Hyung…Maafkan aku….harusnya memberitahumu lebih awal” Dongho memegang bahu Soohyun dari belakang.
“wae dongho-ya? Kenapa?” Soohyun berbalik dan memandang Dongho
“Itu karena noona melarangku, dia bilang tidak ingin melihat kau sedih”Dongho menjelaskan dengan menahan air matanya
“apa maksud dari semua ini?” perasaan Soohyun kacau balau.
“Noona…dia menyukaimu…bahkan jauh sebelum kau mengenalnya…jauh sebelum dia kehilangan suaranya…dia sudah menyukaimu” Dongho menyeka air mata yang mulai mengalir di pipinya.
Yeoseob dan Key hanya terdiam menyaksikan Dongho dan Soohyun yang sama-sama menangis.
“Dia bahkan menitipkan sesuatu padaku…” Dongho mengambil sebuah box dari meja disamping ranjang Woocha.
“ini…” Dongho menyodorkan kotak itu pada Soohyun “semua yang ada di dalamnya adalah barang-barang yang berhubungan denganmu”
Soohyun menerima Box tersebut dan membukanya. Di dalam Box itu ada Sebuah notes, diary, Surat, pick gitar, foto-foto Soohyun dan benda-banda kecil lain.
Air mata mengalir semakin deras di pipi Soohyun. Akhirnya dia memutuskan keluar dari ruangan itu bersama dengan box kecil itu ditangannya,
Yeoseob mencoba menyusul Soohyun tapi Key menahannya.
“Biarkan Soo menenangkan dirinya” ujar Key


Soohyun POV
Aku masih tidak percaya dengan apa yang aku lihat siang ini, semuanya terlalu tiba-tiba dan mengagetkanku. Kubuka Box yang tadi diberikan Dongho padaku, Ada sebuah diary.
Aku mulai membaca lembar demi lembar diary tersebut
Hari ini aku mengantarkan adikku Dongho untuk latihan pertamanya, dia terlihat sangat senang, tapi aku lebih senang lagi, vocalist band Dongho sangat tampan dan cool ^^ aku tidak sempat berkenalan dengannya, dia bahkan tidak melihat ke arahku. dongho bilang namanya Shin SooHyun

Halaman selanjutnya semuanya bercerita tentang aku, sampai pada hari aku menabraknya
Hari ini menyenangkan sekali, aku bisa begitu dekat dengannya, walaupun kakiku sangat sakit tapi itu setimpal karena aku bisa duduk disampingnya.

Lembaran diary itu mulai basah oleh air mataku ketika aku sampai di hari dimana aku mengungkapkan perasaanku pada Eunji
Dia menangis, aku benar-benar tidak sanggup melihatnya,,uljima Soohyunnie…uljima…aku ingin sekali berteriak padanya agar dia tidak menangis tapi tentu saja aku tidak bisa. Tuhan, jangan sampai dia menangis lagi, aku bersedia menukar seluruh kebahagiaanku dengan senyumannya. Jangan sampai dia menangis lagi.

“kau tidak ingin melihatku menangis, tapi kenapa sekarang kau membuatku menangis” aku terisak dan masih menggenggam diary itu.
Halaman selanjutnya bercerita betapa bersyukurnya dia bisa mengenalku dan lembaran paling akhir yang ditulisnya adalah dihari ketika dia mengucapkan perpisahan
Hari ini adalah hari terakhir bertemu dengannya, aku tidak tahu apakah besok akan bertemu lagi. Aku ingin mengucapkan selamat tinggal tapi aku sangat benci melihatnya menangis, jadi aku berbohong padanya.
 Aku tidak tahu entah sudah berapa banyak air mata yang mengucur keluar. Ku lihat notes yang pernah ku berikan padanya, semuanya hanya percakapan dia denganku. Dia tidak pernah menggunakan notes ini untuk orang lain.
Akhirnya aku membuka surat kecil yang di amplopnya tertulis namaku. Aku belum bisa mengatur nafasku dengan benar dan mungkin aku sudah banyak menelan air mataku sendiri. Kubuka surat itu perlahan dan membacanya.
Annyeong Soohyunnie, saat kau baca surat ini mungkin kita telah berada di dunia yang berbeda, maafkan aku tidak bisa mengucapkan perpisahan dengan cara yang benar. Aku ingin mengatakan aku sangat bersyukur bisa jadi temanmu, kalau nanti ada kehidupan lain, maukah kau jadi temanku lagi? Hey, kau tidak perlu menangis, aku tidak mati aku hanya kembali keduniaku, kau tahukan aku seorang peri. Jaga dirimu Soohyun, kuharap kau bertemu dengan gadis yang tepat, kuharap nanti kau tidak lagi terlambat menyatakan perasaanmu. Jaga dirimu.. jalga.
From: Shin Woocha^^
“Wooochaaaaa….!!!! ” Aku berteriak sekencang-kencangnya.
“Kenapa aku ini, kenapa aku begitu bodoh” aku menampar wajaahku sendiri.
Kenapa aku selalu terlambat memahami perasaanku sendiri? Kenapa aku tidak menyadari perasaan orang-orang disekitarku.
Ponselku tiba-tiba berdering, kulihat sekilas, telpon dari Dongho. Tanpa pikir panjang Aku segera menjawabnya.
“Hyung, bisakah kau datang…Noona…” suara dongho diseberang sana mengagetkanku, tanpa sadar aku menjatuhkan ponselku dan segera mengambil jaketku. Aku melambaikan tangan ke arah taksi dan sesaat kemudian aku telah duduk didalamnya melaju menuju rumah sakit.

Author POV
Soohyun berlari menuju ruang rawat Woocha tapi tidak seorangpun yang ditemuinya disana. Soohyun kaget, pikiran buruk berkelibat di benaknya. Soohyun meraba- raba sakunya berusaha mencari ponsel untuk menghubungi Dongho tapi kemudian dia menyadari ponselnya telah tertinggal di kamar.
Soohyun benar-benar panik dan tidak tau harus berbuat apa. Dia hanya duduk di ranjang tempat Woocha terbaring sebelumnya.
“kenapa kau pergi?? Kenapa?? Apa kau tidak tahu aku menyayangimu” Soohyun menangis sambil menunduk, bahunya bergetar menahan air matanya yang tidak berhenti mengalir.
Tiba-tiba seseorang masuk ke kamar tersebut
“pabo..” orang tersebut melangkah makin dekat ke arah Soohyun yang membelakanginya
“pabo..” katanya lagi. Soohyun menoleh dan benar-benar tidak percaya dengan mata dan telinganya.
“kau…” kata Soohyun pelan
“kau pikir aku mati??” kata orang itu tersenyum manis. Senyum yang sangat familiar bagi Soohyun
Soohyun berdiri dan segera mendekati orang itu
“Woocha…” Soohyun memeluk gadis yang sudah sangat dikenalnya itu. “kau benar-benar Woocha”
“bukan…aku peri bunga…tentu saja aku Woocha” jawab gadis itu sambil membalas pelukan Soohyun.
“tapi..kau” Soohyun melepaskan dekapannya dan memandang gadis itu lekat “apa aku bermimpi?”
“tidak..” Woocha tersenyum lagi “operasinya berhasil, semuanya menjadi baik-baik saja sekarang, kau tidak bermimpi, aku benar-benar sedang bicara padamu”
“benarkah!!..aah, aku benar-benar tidak percaya” Soohyun kembali memeluk Woocha.
“aku tidak ingin terlambat lagi kali ini, aku harusnya menyadarinya lebih awal, aku ingin menghilangkan spasi di antara kita…”
“Spasi?? Maksudmu??” Woocha heran. Soohyun kemudian mengambil sebuah kertas dan pulpen dari atas meja dan menuliskan sesuatu.
Aku ingin merubahmu dari  seorang “Yeoja  chingu” menjadi  “Yeojachingu”
Soohyun memperlihatkan tulisan itu pada Woocha, wajah pucatnya berubah menjadi merona.
Soohyun kemudian menulis lagi “Woocha, saranghae, naekko hajajussaeyo”
Woocha menjawab dengan pasti “nado saranghae” dan memeluk Soohyun erat.

---The End---

Love of A Friend - Part 1 - "Note It"


@Rhie0123
Cast : Shin Soohyun (Soo) , Shin Dongho (dongho) , Yang Yeoseob (seobbie) , Kim Kibum (key) , Jung Eunji (eunji) , Shin Woocha (woocha)

Author POV
D-3
“only you, I give this love to you…its only you my baby its only you~~~” Soohyun mengakhiri nyanyiannya.
“hari ini latihannya cukup sampai disini!” Soohyun memandang semua personil bandnya.
“Hyung, tapi sepertinya ada beberapa ketukan drum-ku yang masih meleset. Bisakah kita mengulanginya lagi?” ujar Dongho, sang drummer dan maknae di band mereka, sedikit memelas.
“benar Soo, aq juga belum begitu percaya diri” tambah Yeoseob.
Soohyun memandang Dongho sekilas kemudian mengalihkan matanya ke Yeoseob.
“Lakukan saja sendiri, aku tidak punya waktu berlama – lama disini, banyak hal yang harus kulakukan”  Soohyun mengambil tas dan mengumpulkan barang-barangnya.
“aku pergi” jawabnya cuek sambil melangkah ke arah pintu studio. Tapi Key menahan bahunya.
“mau kemana kau?” tanyanya dingin. “kau harus tetap melanjutkan latihan ini” tambah Key dengan nada yang masih tetap dingin.
“benar Soo, acaranya tiga hari lagi, tidak banyak waktu yang tersisa” Tambah Yeoseob
Soohyun melepaskan pegangan Key dari bahunya dan berbalik, menatap Key penuh emosi.
“Kalau aku tidak mau bagaimana?” jawab Soohyun sinis.
“kau harus mau, jika tidak kau boleh keluar dari EXECUTED” Key menatap Soohyun tajam.
Soohyun benar – benar kesal, dia membanting tas-nya ke sofa, mempersiapkan gitarnya dan kembali berdiri di depan stand-mic. Mereka melanjutkan kembali latihannya dengan perasaan tidak nyaman.

Soohyun POV
“Keluar dari EXECUTED??? Apa yang kau pikirkan hah?? Kau sepertinya lupa bahwa kita berdua yang membentuk Executed.” Aku terus menggerutu dalam perjalanan pulang setelah latihan.
Aku sangat kesal dengan Key, dia selalu merasa berkuasa di Executed, band yang kami bentuk 6 bulan lalu.
Aku terus mengayuh sepedaku, menyusuri jalan yang mulai sepi sambil menggerutu sampai akhirnya sebuah suara yang sangat aku kenal menghentikanku.
“yaah, pabbo oldie~~ lagi baca mantra ya??” Yah, itu suara Eunji, sahabat baikku.
“choding, kenapa diluar malam-malam begini? Yeoja tidak baik keluar malam sendirian” jawabku sambil mencubit pipinya.
“omoooo~” dia memukul kepalaku “sakit tau!!!”
“errr, kau kenapa memukul kepalaku.??” Aku mengusap kepalaku “Pabbo choding!!”
“hahaha, siapa suruh kau mencubitku” dia tertawa geli, tapi itulah yang paling aku suka darinya, selalu terlihat menawan dengan senyuman manisnya.
“apa yang kau lakukan diluar sendirian begini” tanyaku
“ini!!” jawabnya sambil mengangkat kantong belanjaan yang dibawanya “eomma menyuruhku membeli keperluan rumah tapi ban sepedaku kempes, kau sendiri?”
“Aku baru selesai latihan^^” aku memperbaiki posisi gitar yang sedari tadi ku sandang “kkaja, naiklah!! Aku antar kau pulang”
“jeongmal??” dia segera duduk di sadel belakang “tumben sekali kau baik, biasanya pelit…atau jangan-jangan ada maunya??” dia mencubit pinggangku.
“awww, sakit pabbo…kau mau kita berdua masuk comberan??” aku mengomelinya
“iya, iya mian…kenapa latihannya sampai selarut ini?? Biasanya Cuma sampai sore kan?”
“mereka memaksaku latihan, padahal bagian ku sudah benar semua”
“errrr, jangan begitu!! Ini demi kebaikan Executed juga kan?! Ini mimpimu sejak awal, tinggal sedikit lagi, jadi jangan sampai merusaknya”
Gadis yang duduk dibelakangku, Jung Eunji, entah kenapa kata – katanya selalu membuatku merasa tenang. Benar, aku menyukainya. Tapi aku tidak pernah menemukan waktu yang tepat untuk mengatakan padanya. Mungkin nanti, setelah audisi itu berakhir, aku pasti akan mengatakannya.
“aah, sejak kapan kau jadi bijak begini…dasar choding!!! Nona choding sudah menjadi ahjumma sekarang!! begitukah??” aku meledeknya
“pabbo, aku tidak sepertimu oldie, kerjanya menggerutu terus” lagi – lagi dia menggetok kepalaku.

Author POV
D-2
Siang itu matahari bersinar terik, Soohyun baru saja menyelesaikan jam pelajaran terakhirnya.
“arrgh, kenapa panas sekali, kalau begini aku bisa meleleh dan menjadi soo bakar ketika sampai studio” keluh Soohyun
Soohyun mengayuh sepeda dengan tetap menggerutu, ketika sampai di turunan yang cukup terjal, Soohyun mulai kehilangan kendalinya dan menyadari rem sepedanya bermasalah. Dalam keadaan seperti itu seorang gadis yang menenteng keranjang bunga menyebrangi jalan.
BRRRUUUUUKK….!!!!  Soohyun menabrak gadis itu. Dan terjatuh bersama sepedanya.
“aah, mianhae..mianhae….” Soohyun berdiri dan segera mendekati gadis itu.
”gwaenchana??” Soohyun memegang bahu gadis itu, tapi gadis itu hanya menunduk
“maaf, aku benar – benar tidak sengaja, bagian mana yang sakit?” Soohyun mulai menatap gadis itu dengan cemas. Rambut panjangnya terurai dan menutupi separuh parasnya.
“hey, kau baik baik saja??” Soohyun mulai bingung “katakan sesuatu!! apa kakimu sakit?” Soohyun memegang kaki gadis itu.
“yaah, kenapa kau hanya diam, aku bertanya padamu” Soohyun mulai kehilangan kesabarannya. “kau mau mempermainkanku, hah?”
Gadis itu mengangkat kepalanya pelan, dia menatap mata Soohyun dengan tatapan yang dalam, dan gadis itu, menangis!!
“kenapa kau menangis?” Soohyun mulai panic “jawab aku, mana yang sakit? Atu kita perlu ke dokter?”
Gadis itu masih menatap Soohyun dengan air mata yang berlinang, Soohyun benar – benar bingung, dia merasa dipermainkan gadis itu.
“hey apa kau tuli hah? Atau bisu? Atau kau bodoh? Aku bertanya padamu, dan kau hanya menangis” Soohyun mengomel.
Lalu gadis itu mulai menggerakkan tangan kanannya, menunjuk dadanya, kemudian menyentuh kupingnya dan melambaikan tangannya di depan wajah Soohyun sambil menahan emosinya. Soohyun kaget melihat gadis itu.
“gadis ini….” Gumam Soo “dia bisa mendengar tapi dia tidak bisa bicara” pikirnya dalam hati.
“mianhae, aku tidak bermaksud….” Soohyun menyentuh bahu gadis itu tapi dia menepis tangan Soohyun dengan tangan kanannya. H2O yang mengandung NaCl terus mengalir di pipinya.
Gadis itu memegang kakinya dan berusaha untuk berdiri, tapi kakinya ternyata terkilir dan dia roboh lagi. Untungnya Soohyun segera menangkap tubuhnya sehingga dia tidak jatuh.
“kakimu sepertinya terkilir, aku akan mengantarmu ke rumah sakit…sebentar….” Soohyun membantu gadis itu untuk duduk, dan menegakkan sepedanya “ayoo…” Soohyun memapah gadis itu dan mendudukkannya di sadel boncengan.
“kalau kau merasa pusing pegangan saja padaku” Soohyun mulai mengayuh sepedanya. Di tengah perjalanan,gadis itu melingkarkan tangannya di pinggang Soohyun dan menyandarkan kepalanya di punggung Soohyun.
“tenanglah, kita akan segera sampai” ujar Soohyun.

Soohyun POV
“Siapa namanya?” Tanya seorang suster bagian administrasi padaku. Aku bingung menjawabnya,  kemudian aku melontarkan nama asal – asalan supaya urusan administrasi cepat selesai. Kulihat gadis itu keluar dari ruang perawatan bersama dokter, kakinya dibalut dengan perban, dia membungkuk sebagai ucapan terima kasih pada dokter itu. Dengan langkah terseok-seok dia menghampiriku. Dia tersenyum, dan wajahnya sangat cantik dengan senyum itu.
“Bagaimana? Apa masih terasa sakit?” aku memandangnya dengan cemas.
Triitt..triiitt….
“aah, sebentar, ada yang menelpon” dari yeoseob “yeobosaeyo!! Ada apa seobbie?” tanyaku
“Soo, dimana kau? Apakah lupa dengan latihannya? Key menyeramkan sekali, kau akan dapat masalah!! cepatlah datang!” ucap yeseob dari seberang sana.
“iya, aku tau, aku akan segera kesana” aku menutup ponselku.
“jadi dimana rumahmu? Biar ku antar kau pulang” tanyaku pada gadis itu.
Dia kembali hanya menunduk. Aku baru ingat, gadis ini tidak bisa bicara, aku segera memeriksa ranselku dan menemukan sebuah notes. Aku menyerahkan notes itu beserta pulpen padanya.
“ini!! Tulis alamatmu disana. Jadi aku bisa mengantarmu pulang” aku mencoba bermuka ramah padanya.
Aku benar-benar merasa bersalah pada gadis ini. Pertama karena menabraknya, dan kedua karena mengatakan dia bisu dan bodoh. Dia perlahan mengambil notes itu dan menuliskan sesuatu. Aku penasaran dengan apa yang dituliskannya. Kemudian setelah menuliskan beberapa kalimat dia menyerahkan notes itu padaku.
“Terima kasih, tapi kau tidak perlu mengantarku pulang, aku sudah mengirim email pada adikku, dia bilang akan menjemputku.”
“begitukah?”  aku menatapnya dengan alis terangkat “kalau begitu aku akan menunggu sampai adikmu datang”
Gadis itu menggeleng sambil tersenyum dan dia menulis lagi
“Aniyo, tidak usah, sepertinya kau buru-buru, pergilah!! Aku sudah tidak apa-apa. Jeongmal gomawo”
”benarkah tidak apa-apa??” aku sangat mengkhawatirkannya “Tidak apa-apa aku akan menunggu sebentar disini denganmu” aku menjawab dengan ekspresi datar.
Dia kembali memperlihatkan notes itu dengan senyum manisnya.  gomawo” Aku hanya membalas dengan senyum.
Kami duduk bersebelahan di kursi rumah sakit, aku mengunyah bubble gum sambil mendengarkan musik dari mp3 player ku. Sementara dia hanya diam tanpa melakukan apapun.
“kau mau?” Tanya ku sambil menawarkan bubble gum padanya. Dia hanya menggeleng lemah dengan sedikit senyum.
“bagaimana kalau ini?” aku menawarkan earphone ku padanya “coba dengarkan! Ini lagu favoriteku” lanjutku.
Dia menatapku dan dengan ragu mengambil earphone dari tanganku, memasangkan di telinganya dan mulai fokus mendengarkan lagu itu. Dia kemudian menatapku dan tersenyum sambil mengacungkan jempolnya. Gadis ini, gadis yang bahkan aku tidak tau siapa namanya, kenapa  senyumnya begitu manis. Terlihat jelas diwajahnya dia adalah gadis yang baik.
“ah, itu…apakah adikmu masih lama?” aku mulai mengkhawatirkan latihan, apa yang terjadi di studio sekarang.
Dia melirik ponselnya, wajahnya terlihat murung, sudah hampir 30 menit setelah dia mengirim email pada adiknya. Kemudian dia mulai menulis lagi
“Gwaenchana, kau boleh pergi duluan, adikku akan segera datang. Tidak baik membuat orang lain lama menunggu kan ^^”
“benarkah tidak apa-apa?? Kalau begitu aku pergi dulu” aku bangkit dari kursi itu dan dia menyerahkan earphone-ku. Dia menutup notes yang sedari tadi dipegangnya dan memberikannya padaku.
“tidak usah, untukmu saja!! Anggap saja sebagai permintaan maaf, nanti kau bisa menggunakannya bila ada yang ingin kau katakan pada orang lain”
Wajahnya terlihat senang, kemudian dia menuliskan “gomawo”
“cheonma!! Aah, begini….”aku mengambil notes yang dipegangnya dan menuliskan emailku “hubungi aku kalau kau membutuhkanku” aku mengembalikan notes itu padanya.
“baiklah aku akan pergi sekarang, jaga dirimu” aku segera melangkah pergi.

 Author POV
Ketika sampai di studio Soohyun segera berlari menuju pintu.Tepat ketika dia ingin menggapai gagang pintu, seseorang membukanya dari dalam. Orang itu Key dengan softcase gitar di punggungnya.
“Key…” belum sempat Soohyun melanjutkan kata – katanya, Key langsung menatapnya dengan pandangan dingin. Tanpa sepatah kata Key melangkah dan menyenggol bahu Soohyun. Soohyun membalikkan tubuhnya dan menatap Key yang mulai menjauh.
“Kibuum…!” Soohyun berteriak memanggil Key tapi pria itu terus melangkah dan masuk ke mobilnya.
“Soo,,, latihannya sudah selesai” tiba-tiba Yeoseob muncul dari dalam studio.
“Seobie, kenapa? Bukankah tinggal dua hari lagi? Kenapa tidak latihan sampai malam?” Soohyun bingung.
“Kibum sepertinya marah padamu karena kau tidak datang” Yeoseob menjelaskan dengan sedikit ragu
“maafkan aku, tadi aku mendapat masalah” Soohyun melangkah memasuki studio diikuti Yeoseob. “ayo kita lanjutkan latihannya, bukankah kau dan Dongho ingin merapikan beberapa bagian” Soohyun mengeluarkan gitarnya.
“Soohyunie …” Yeoseob memegang kening Soohyun dengan tangan kanannya dan memegang keningnya dengan tangan kiri “apa kau sakit?” lanjutnya.
“aaah, kenapa kau memegangku seenaknya” Soohyun menyingkirkan tangan Yeoseob “aku baik-baik saja!! Wae??” Soohyun menunduk dan sibuk menyetem gitarnya.
“aa..aniyo…” Yeoseob menggaruk belakang telinganya yang tidak gatal “itu karena kau mengucapkan hal aneh!” ucap yeoseob masih dengan wajah heran.
“hal aneh apa maksudmu?” Soohyun masih tetap sibuk dengan gitarnya.
“tidak, itu, ini…itu Karena kau meminta maaf dan mengatakan ingin membantuku latihan” Yeoseob melanjutkan ddengan terbata-bata
“sudahlah, lanjutkan saja latihannya, jangan pikirkan hal yang tidak penting” Soohyun mulai fokus dengan musiknya.
“tapi… Dongho tidak disini, dia sudah pulang sesaat sebelum kau datang, katanya ada urusan”
“benarkah?? Kalau begitu mari lanjutkan berdua saja.”
Akhirnya mereka melanjutkan latihannya berdua saja.

Soohyun POV
“Seobbie aku rasa cukup untuk hari ini” aku melirik jam dan ternyata sudah pukul  7pm.
“begitukah?, baiklah!” Yeoseob mulai merapikan bass-nya  “Soo, besok adalah latihan terakhir…”
“aku tau, aku tidak akan terlambat” jawabku singkat.
Tiba-tiba ponselku berdering, ada dua email baru, kubuka email pertama
terima kasih! Bolehkah aku menjadi fan pertamamu?”
Aku heran, Siapa yang mengirimi email seperti ini. Kulihat email kedua, dari Eunji
Oldie, dimana kau? Temui aku di taman 10 menit lagi”
Eunji ingin bertemu denganku? Kenapa? Segera ku balas email darinya
iya, aku segera kesana”
Aku segera menuju taman tempat kami biasa bertemu. Jung Eunji, walaupun bertemu dengannya setiap hari di sekolah, aku selalu ingin punya waktu lebih untuk bertemu dengannya.
“kenapa menyuruhku kesini choding? Kangen ya?”  tanyaku sambil menaikkan sebelah alis
“ah, pabo!! Kenapa aku harus kangen padamu”  gerutunya
“lalu apa? Kau mau minta sesuatu dariku, benarkan??” aku terus menggodanya
“sudahlah, kau pulang saja sana!! Pikiranmu sudah tidak benar” jawab Eunji semakin menggerutu
“dasar tukang ngambek” aku mengacak rambutnya “ayo cerita, kenapa?”
“yaah >,< jangan sentuh rambut….” Eunji merapikan rambutnya “aku mau bilang..aku..suka dengan seseorang” jawabnya sambil menunduk malu
Degg..Eunji suka pada seseorang, siapa? Slama ini dia tidak pernah cerita tertarik dengan laki-laki manapun. Perasaanku tidak menentu. Apa  yang harus aku katakan padanya?
“oo..kau..suka pada seseorang!!??” tanyaku terbata
“eung..iya”jawabnya sambil mengangguk “dia adalah gitaris yang hebat” lanjutnya sambil meniup poninya.
“ Haha siapa orang yang tidak beruntung itu, disukai oleh choding sepertimu…” aku mencoba menenangkan hatiku yang tidak karuan dengan candaan murahan.
Seorang guitarist??Apakah mungkin itu aku? Bolehkah aku merasa senang? Iya, tentu saja itu aku, siapa lagi. Eunji, apakah dia berusaha menunjukkan perasaannya padaku?
“sudahlah, aku capek, aku mau pulang” Eunji melangkah menuju sepedanya, dan dia menoleh “yaah, Shin Soohyun, di hari penampilanmu nanti jangan membuat aku malu jadi temanmu” dia tersenyum dan menaiki sepedanya.
Tenang saja Eunji-ya, aku pasti akan melakukan yang terbaik dan menunjukkan padamu, aku juga tidak akan membiarkan rasa ini terlalu lama membisu seperti ini. Aku akan mengatakannya, aku tidak akan membuatmu menungguku terlalu lama.

Author POV
D-1
“baiklah, kita istirahat sebentar” ujar Key setelah Soohyun mengakhiri lagu yang akan mereka bawakan untuk audisi besok.
Mereka semua duduk dan istirahat. Ponsel  Soohyun tiba-tiba berdering, sebuah email.
Do your best, Fighting!”
Soohyun penasaran siapa yang mengiriminya email, ini sudah kedua kalinya. Soohyun membalas email itu dengan pertanyaan singkat
“nugu?”
Tidak lama balasan email itu datang
Shin Woo Cha”
Soohyun heran, seingatnya dia tidak punya teman atau kenalan bernama Shin Woo cha, lalu siapa yang mengirimi email. Soohyun tidak membalas email itu dan melanjutkan latihannya.

Soohyun POV
Akhirnya latihan ini selesai, besok adalah hari penentuan semuanya. Membuktikan pada Key dan memperlihatkan pada Eunji, aku pasti akan melakukan yang terbaik.
“semuanya, aku duluan ya” aku melangkah keluar dan segera menunggangi sepedaku.
Perlahan-lahan hujan mulai turun, untungnya aku telah memakai rain coat, aku mempercepat laju sepedaku. Tiba-tiba aku melihat seorang gadis berdiri di pojok jalan. Dia hanya menunduk sambil memegang payungnya. Ketika aku semakin mendekat aku baru menyadari gadis itu adalah gadis yang kemaren aku tabrak.
“hey, apa yang kau lakukan diluar saat hujan seperti ini” aku menghentikan sepedaku tepat di sampingnya.
Dia menatap ke arahku dengan pandangan murung kemudian menunduk lagi. Akhirnya aku paham apa yang dilakukannya disana. Dia memayungi seekor anak anjing yang dibuang pemiliknya, anak anjing itu terlihat sangat menyedihkan.
“aah, kau sedih karena anjing ini?”aku turun dari sepeda dan memungut anak anjing itu, kumasukkan anak anjing itu ke keranjang sepedaku. “ayo..” ucapku sambil menggerakkan kepalaku, mengisyaratkan agar dia naik di sepedaku. Dia kemudian duduk di boncengan. Aku mulai mengayuh sepeda, sementara gadis itu masih tetap memegang payungnya dengan tangan kiri dan memelukku dengan tangan kanannya.
“ayo berteduh disini” ujarku ketika kami berhenti di depan sebuah pertokoan.
Dia kemudian mengeluarkan buku notes yang aku berikan tempo hari dan menuliskan sesuatu.
Aku ingin sekali membawanya pulang tapi pasti orang tuaku tidak mengijinkan”
Dia menunjukkan catatan itu padaku, aku sedikit bingung.
“maksudmu anjing ini?” tanyaku sambil menunjuk anjing kecil di dalam keranjang sepedaku. Dia mengangguk murung.
“tenang saja, aku akan membawanya pulang!! Orang tuaku tidak akan keberatan”
Dia terlihat senang dan tersenyum ketika aku mengatakan akan merawat anjing itu, dari wajahnya aku tau dia ingin mengatakan “benarkah?? Terima kasih”
“hmmm, karena kau yang menemukannya, kita harus menamainya siapa?”
Dia melangkah maju dan menyentuh tetesan air yang jatuh kemudian menunjukkannya padaku.
“eoh?? Mul (air) “ aku mencoba menebak apa yang dia katakan tapi dia menggeleng “mmm, Bi (hujan)” tanyaku lagi, dia mengangguk.
“baiklah, kita namakan Bi, karena kita menemukannya ketika hujan”
Dia kembali menunjukkan catatannya padaku
“sudah malam, aku pulang dulu, tolong jaga Bi dengan baik, terima kasih”
Dia melambaikan tangan kemudian melangkah pergi dengan payungnya.
“AYO Bi, kita juga harus pulang, besok akan menjadi hari yang sangat melelahkan” aku segera pulang bersama teman baruku Bi “aah, kenapa aku lupa lagi menanyakan namanya!! Hey bi, apa kau tau siapa nama gadis itu”

Author POV
D-day Hotwave Band Award, audisi band sekolah untuk menuju dunia entertainer dan menjadi superstar.Pemenang dari acara ini akan mendapatkan kontrak rekaman dengan sebuah label terkenal.
“Berikan tepuk tangan yang meriah untuk Cigareth!!” Mc berteriak sambil melangkah menaiki panggung, diiringi teriakan penonton yang berbalut suara tepuk tangan,
“Soo, dimana gitar dan bass-nya?” yeoseob mengagetkan Soohyun yang sedari tadi terdiam dan fokus mendengarkan penampilan band – band lain.
“aah, gitarnya aku tingalkan disana” Soohyun menunjuk kearah pojokan di dekat Dongho duduk memutar – mutar stick drum-nya sambil menutup mata.
Yeoseob melangkah menuju kearah Dongho untuk mengambil gitar Soohyun dan Bass-nya. Sementara Key dengan gitarnya melangkah menuju Soohyun.
“Hari ini, lakukan yang terbaik” ujar Key sambil mengulurkan kepalan tangannya ke arah Soohyun yang masih duduk terdiam mendengarkan penampilan band yang sedang beraksi di panggung. Soohyun memandang wajah Key, sejenak mereka bertatapan dengan dingin dan keduanya pun tersenyum.
“pasti!!” jawab Soohyun sambil membalas kepalan tangan Key.
“Ayo, setelah ini giliran kita hyung” Dongho menghampiri mereka berdua.
“ini gitarmu!!” Yeoseob menyerahkan gitar Soohyun. “Executed….” Lanjut Yeoseob sambil mengulurkan tangan kanannya ditengah-tengah mereka berempat. Dongho menimpa tangan Yeoseob dengan tangan nya diikuti Key dan Soohyun”
“YEAY!!” Teriak mereka bersamaan.
“Tunggu!! Aku juga mau ikut!!” Sebuah suara membuat mereka reflek menoleh kearah yang sama, Yah, itu Eunji, Segera gadis itu menindih tangan Soohyun dengan tangan mungilnya “Executed, Fighting!!” teriaknya..
“Executed, ayo bersiap, setelah ini kalian” Seorang staff mengingatkan mereka.
“ayo..!!” Seru Key “sampai ketemu nanti Eunji-ya”  dia melangkah mendekati pintu menuju stage, diikuti member lainnya.
“Choding, pinjamkan aku keberuntungan” kata Soo sembari melangkah menuju pintu stage. Tepat sesaat Soohyun hendak memasuki pintu tersebut lagi – lagi ponselnya berdering, sebuah email bertuliskan “berikan yang terbaik”
Executed berhasil menampilkan sajian music yang memuaskan bagi para juri dan penonton, penampilan mereka di sambut dengan tepuk tangan yang sangat meriah dari penonton.


Soohyun POV
“itulah penampilan terakhir dari Hotwave Band Award, terima kasih untuk partisipasinya, hasil dan keputusan dewan juri akan di umumkan dua minggu dari sekarang, sampai jumpa!!” Suara Mc menutup acara ini, terdengar begitu jelas di telingaku. Akhirnya selesai satu hal yang harus aku lakukan.
Aku sibuk mencari – cari dimana Eunji, aku tidak melihatnya sejak kami menyelesaikan penampilan dan kembali disini. Teman-temanku yang lain juga tidak terlihat, mungkin mereka sibuk menemui keluarga dan teman – temannya. Dimana Eunji? Apakah mungkin dia pindah ke kursi penonton saat penampilan kami tadi? Tapi sekarang acaranya sudah berakhir, kemana dia pergi?
Aku telah mengiriminya email menanyakan keberadaannya, tapi dia tidak membalasnya.
“Hyung, kau kelihatan bingung, sedang mencari sesuatu?? apa ada yang hilang” Dongho menghampiriku.
“tidak, tidak ada yang hilang” ingin sekali aku mengatakan, iya ada yang hilang, pujaan hatiku, aku tidak bisa menemukannya.
“baiklah kalau begitu, aku tinggal ya hyung!!” Dongho berbalik dan kembali melangkah pergi.
“emm, Dongho-ya!! Apa kau melihat Eunji? “ akhirnya pertanyaan itu aku lontarkan.
“Eunji noona? Aaah, dia di Roof Garden lantai paling atas gedung ini” jawab Dongho datar sambil melangkah pergi.
Di atap?? Apa dia menungguku disana?? Aku benar – benar segera ingin menemuinya dan mengatakan semua isi hatiku, tentang perasaanku yang menyayanginya bukan hanya sebagai seorang teman, tentang mimpi-mimpiku yang selalu dipenuhi olehnya, tentang betapa pentingnya dia dalam setiap melodi yang aku petikkan disetiap senar gitarku. Jung Eunji, tunggu aku!!

Akhirnya aku sampai di atap, aku segera menuju Roof garden dari tempatku berdiri terlihat jelas olehku, Eunji sedang berdiri sambil menunduk di dalam rumah kaca. Aku mempercepat langkahku, sesaat kemudian aku meraih pintu rumah kaca itu, perasaanku seperti seorang pangeran yang ingin membebaskan putri dambaannya dari penjara kaca yang besar.

“Eun…..” aku tak jadi melanjutkan ucapanku dan menelan bulat-bulat semua kata-kata yang ingin aku sampaikan. Aku ingin sekali tidak mempercayai indra penglihatan dan pendengaranku atau mungkin saja aku telah tertidur dan bermimpi, sebuah mimpi buruk.
“Aku juga menyukaimu, sangat suka!!” Kulihat dengan jelas Eunji meneteskan air mata bahagianya sambil tetap menunduk menatap pria yang tengah berlutut di depannya. Pria yang sangat aku kenal. Pria yang bisa aku anggap sahabat namun juga rival sejatiku. Pria yang bisa membuatku membeku dengan tatapannya dan merasa hangat dengan senyumannya. Biar kupermudah, ya, pria itu Key, Leader dan Gitaris utama Band kami, Executed.
“Benarkah?” Key kemudian bangkit dan menyeka air mata eunji “lalu kenapa kau menangis? Apa aku menyakitimu?” Key memegang bahu Eunji dan menatapnya lekat.
“itu karena aku terlalu bahagia, aku benar-benar tidak menyangka” Eunji langsung memeluk Key.
Pemandangan itu benar-benar membuat dadaku sesak. Tubuhku serasa ingin meledak. Jung Eunji, inspirasiku, melodi-ku, satu-satunya wanita yang aku cintai setelah ibuku, dia menyukai Key. Benar, Kim kibum, keberadaan yang sangat ingin aku lampaui, satu-satunya orang yang membuatku ingin menunjukkan bahwa aku bisa lebih baik.
Eunji-ya…kenapa Key, kenapa bukan aku? Kenapa dia selalu lebih baik daripada aku, bahkan Eunji juga, lebih memilih Key. Aku benar-benar tidak sanggup lagi melanjutkan berdiri disini, cukup bagiku untuk tau apa yang akan terjadi selanjutnya. Aku segera pergi dengan perasaan yang tak karuan, tanpa aku sadari, cairan bening  yang terlarang bagi seorang pria mulai mengalir di pipiku.
Aku mengayuh sepedaku secepat kilat menuju taman tempat kami biasa bertemu. Kuhenyakkan tubuhku disebuah ayunan yang biasa diduduki Eunji.
Air mataku terus mengalir tanpa bisa terbendung lagi. Jung Eunji, bagaimana bisa?? Kenapa??? Pertanyaan itu terus berputar di kepalaku.
“Wae eunji-ya….. waeeee!!!” aku tersedu-sedu “Kim Ki bum, kenapa kau selalu mendapatkan yang aku inginkan? Kenapa mereka selalu menganggap kau lebih baik daripada aku?”
Tiba-tiba seseorang mengulurkan saputangan padaku. Aku menengadahkan kepalaku, dan ternyata orang itu adalah gadis yang aku tabrak. Walaupun sudah larut dan sedikit gelap aku bisa menangkap wajahnya yang terkihat begitu sedih.
Gadis itu kemudian duduk di ayunan disebelahku, menggoyangkannya dengan sangat pelan. Aku memandangnya dari samping wajahnya yang menunduk diterangi sedikit sinar lampu terlihat begitu haru. Pasti sesuatu telah terjadi padanya.
 Gadis disebelahku ini, aku baru tiga kali bertemu dengannya, bahkan aku tidak tau namanya, tapi entah mengapa sejak aku kenal dengannya, sifat alamiah ku yang tidak pernah peduli pada orang lain perlahan-lahan mulai berkurang. Setiap kali melihat wajah sedihnya, aku selalu ingin melindunginya, bahkan kadang aku mulai melupakan masalahku sendiri karena dia. Kau, siapa kau sebenarnya??
Aku berusaha menahan tangisku dan mulai mengatur nafasku untuk bicara padanya.
“jadi, apa yang membuatmu sedih?” tanyaku dengan sedikit sesenggukan
dia menatapku dengan mata berkaca-kaca dan mengambil sesuatu dari tasnya. Notes itu lagi. Dia menuliskan sesuatu dan memperlihatkan padaku.
Orang yang sangat aku sayang mencintai orang lain!!”
“benarkah? Kenapa nasib kita sama?” kulihat gadis itu mengangguk lemah.
“kenapa manusia tidak saling mencintai saja satu sama lain, sehingga tidak ada orang yang akan terluka seperti kita…..huffffff” aku menarik nafas panjang dan melepaskannya” terkadang cinta memang tidak adil”
Aku menengadah menghadap langit yang telah berubah pekat.
“aku tidak bisa mengataan apapun padamu, aku juga tidak bisa memberimu saran yang baik mungkin, bahkan aku juga tidak bisa menerima hal seperti ini, tapi mungkin memang lebih baik bagi kita untuk tidak menangis walaupun terlalu menyakitkan.
Gadis itu memperlihatkan tulisan yang baru ditulisnya padaku.
Gomawo, berkat kau aku bisa sedikit tenang sekarang, kau juga jangan menangis lagi”
Aku mencoba tersenyum padanya, mungkin dia tidak tau, tapi dialah yang membuatku sedikit lebih tenang sekarang.
“aah, aku baru ingat!! Aku selalu lupa menanyakannya dan baru ingat setelah kau pergi” kataku sambil memandangnya dengan wajah antusias. “siapa namamu?”
Gadis itu membalas dengan coretannya ‘yang bertuliskkan “ namaku shin Woocha”
“Shin Woocha??? Jadi kau yang mengirimiku email-email itu??” aku sedikit kaget setelah mengetahui nama gadis ini adalah nama seseorang yang sangat familiar di email iinbox-ku.
Dia hanya mengangguk.
“kenapa kau mengirimiku email seperti menerorku begitu, huh?” aku sedikit kesal karena merasa dikerjai gadis ini.
aku tidak menerormu ataupun mengerjaimu, aku hanya mengirimkan email karena aku pikir kita berteman” jawabnya melalui lembar putih notesnya yang pada awalnya adalah milikku.
“tapi kan….” Aku tidak jadi melanjutkan, benar juga, bukan salah woocha, aku sendiri yang salah, aku yang memberikan alamat email-ku padanya, aku juga yang salah tidak menanyakan namanya. Bahkan di email dia telah mengatakan namanya Shin Woocha tapi aku malahan tidak membalasnya waktu itu.
 “jadi itu kamu?” tanyaku dengan menurunkan sedikit nada suaraku.
Dia mengangguk antusias, dia sudah tidak terlihat murung lagi. Dia mulai mengayunkan ayunannya dengan perlahan, wajahnya yang diterpa sinar lampu terlihat jelas, bibirnya kecil dan hidungnya mancung, matanya besar dan bulat. Yah, jika dilihat gadis ini memang tidak terlalu cantik, tapi sangat manis. Dari wajahnya terlihat sangat banyak hal yang ingin dikatakannya. Sayang sekali dia tidak seberuntung gadis-gadis lain yang bisa menyampaikan apapun yang ingin dikatakannya tanpa ada kesulitan.
Triiiit…triiiiitt…..ponselku berdering, Eunji menelponku. Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan.
“Yeobosaeyo, Eunji-ya…” aku memulai pembicaraan dengan nada datar.
“nugu?? Eunji??? Tumben sekali kau tidak memanggilku choding…kau marah padaku?” Eunji menjawab dengan nada penasaran
“aah, kenapa aku harus marah?” aku berusaha menekan perasaanku dan berbicara dengan normal
“karena tadi aku tidak membalas emailmu, Dongho bilang kau mencariku,lalu barusan kau memanggilku Eunji, aku kaget…ku pikir kau marah, benarkah tidak apa-apa?” terdengar nada suara Eunji yang khawatir
“emm..” jawabku singkat
“Hey, apa kau sakit?? Kau baik-baik saja?? Kedengarannya tidak seperti oldie Soo” dia terus bertanya.
Ingin sekali aku menjawab aku sakit, benar-benar tidak baik-baik saja, tapi itu tidak mungkin aku katakan.
“hey choding, kau salah makan apa? Kenapa jadi perhatian begitu padaku” aku berusaha menutupi perasaanku dengan kata-kataku, untungnya Eunji tidak bisa melihat air mataku yang mulai mengalir.
“yah, aku memang selalu tidak tega kalau terjadi apa-apa pada kaum jompo sepertimu” dia mulai tertawa cekikikan “Oldie, dimana kau? Ayo bertemu!! Ada yang ingin aku ceritakan”
Degg..dadaku langsung tercekat, aku tau apa yang akan dia ceritakan dan aku tidak akan sanggup mendengarnya langsung dari mulutnya.
“aku…dirumah” aku berbohong padanya “aku sangat lelah, ceritanya besok saja ya!” lanjutku
“aaah, tidak asiik, pabo oldie pelit!! Selamat istirahat oldie, jaljayo…” terdengar nada telfon ditutup di seberang sana.
Woocha yang sedari tadi duduk di samping ku kini menatapku sendu. Aku melihatnya sekilas dan menunduk.
“apa yang harus aku lakukan? Aku tidak akan sanggup menemuinya” Aku menengadah, berusaha membendung air mata yang telah menumpuk di mataku.
Tiba – tiba Woocha itu bangkit dan berdiri tepat dihadapanku. Gadis itu menyeka air mata di pipiku. Bisa kulihat mata bulatnya berkaca – kaca. Dia kemudian membungkuk, sesaat kemudian aku bisa merasakan hangat tubuhnya, aroma rambutnya yang seperti lavender terciuum jelas, begitu menenangkan. Apakah kita sedang berpelukan, tidak, dia yang sedang memelukku, sementara aku hanya menunduk dengan tubuhku yang membeku dan tidak mampu bergerak. Walaupun hatiku masih terasa begitu sakit tapi merasa sedikit tenang.

Author POV
Hari berikutnya Soohyun terlihat tidak begitu baik. Dia melangkah  menuju parkiran sepeda, seharian ini dia tidak bisa fokus belajar dan tetap memikirkan kejadian di Roof Garden.
“Oldie!!!” Eunji berlari menghampiri Soohyun “hey..hey… ada apa denganmu? Kenapa wajahmu jelek sekali hari ini” Eunji tertawa geli.
“choding..kau..kenapa..ada apa” Soohyun terbata-bata dia kaget dengan kedatangan Eunji.
“eey, kenapa kau seperti melihat hantu begitu? Apa aku menyeramkan” Jawab eunji sambil  memeriksa tubuhnya.
“tidak, mmm itu…apa kau tidak pulang?” Soohyun bingung tidak tahu harus berkata apa.
“ayoo ikut aku!” Eunji menarik tangan Soohyun ke samping parkiran sepeda.
“kau harus mengucapkan selamat padaku” kata Eunji sambil tersenyum manis.
Soohyun hanya terpaku menatap Eunji tanpa ekspresi, tapi dari matanya jelas terpancar perasaan yang terluka. Bahunya bergetar menahan rasa sakit yang bergejolak dihatinya.

Soohyun POV
“Orang yang aku sayang akhirnya menunjukkan perasaannya padaku….dia juga menyukaiku” Eunji  bercerita dengan sangat antusias daan tersipu-sipu
Andwaee Eunji-ya…jangan lanjutkan, kumohon jangan lanjutkan. Batinku menolak untuk mendengarkan Eunji dan ingin berlari sejauh-jauhnya, tapi kakiku menempel disini dan mataku hanya bisa menatapnya.
“orang itu Key, Kim ki Bum, temanmu….kami sudah …..” Belum sempat Eunji melanjutkannya, bibirku segera menghentikan kata-katanya.
“Cukup!! Aku tidak mau dengar lagi” aku berteriak padanya sambil menutup telingaku. Aku tertunduk dalam. Sepertinya tubuhku ingin roboh tapi aku menahannya.
“Soohyun, kau kenapa, kau tidak apa-apa?” Eunji memegang bahuku.
“Tidak..!!! aku tidak baik-baik saja” aku mengangkat kepalaku dan menatapnya dalam.
Eunji menatapku dengan heran dan takut. Kemudian aku menarik tubuhnya dan menenggelamkan dalam pelukanku.
“Aku tidak baik-baik saja Eunji-ya…aku sakit…aku…aku menyukaimu” Akhirnya dengan terisak diiringi air mata yang terus mengalir, aku bisa mengatakannya pada Eunji.
“Soo…”dia memanggilku lirih “Jangan seperti ini” lanjutnya
Aku hanya membisu dan masih memeluknya
“Aku menyukainya Soo, aku….” Aku membekap mulutnya dengan tanganku.
“jangan katakan lagi…aku mohon jangan…itu menyakitkan” aku semakin terisak dan memeluknya lebih erat.
“Soo…ku mohon, lepaskan aku” katanya lirih, aku kemudian perlahan melepaskan pelukanku “maafkan aku…Soo” dia sekarang mulai menangis.
“aku tidak mengerti Eunji” aku memalingkan wajahku, aku benar-benarr tidak sanggup menatapnya.
“Aku…pada awalnya menyukai Soo, tapi Soo seperti tidak memahami perasaanku” Kata-kata Eunji menghujam jantungku, kali ini lebih sakit dari sebelumnya. Aku membisu lagi.
“aku menyukaimu Soohyun, tapi kau terlihat hanya menganggapku seperti adikmu, kemudian aku merasa mungkin ini sebuah kesalahan untuk menyukai Soo, karena Soo adalah sahabat terbaikku….” Dia melanjutkan kata-katanya dengan nafas tercekat dan tangis berderai.
“Aku berusaha untuk melupakan perasaanku pada Soo karena aku takut menyakiti diriku sendiri, aku juga tidak ingin Soo membenciku, karena itu aku berusaha menghilangkan rasa suka itu dan perlahan mulai menyukai Key…aku benar-benar tidak tau perasaan Soo, karena Soo tidak pernah menunjukkannya padaku” Mendengar semua kata-kata eunji aku benar-benar kehilangan seluruh tenagaku dan ambruk, berlutut di depan Eunji.
“…maafkan aku” ucapku pelan, aku benar-benar seperti orang bodoh, tubuhku terasa panas. Bagaimana bisa aku tidak menyadari perasaan Eunji selama ini.
“Soohyun, jangan begini… aku…mulai sekarang lupakan aku, aku tidak mau Soo menderita seperti ini, aku pergi!!” kulihat Eunji berlari menuju sepedanya dan pergi dengan airmata yang mengalir.

Author POV
Soohyun melangkah gontai sambil memapah sepedanya. Kata-kata Eunji disekolah tadi berputar-putar dikepalanya.
“cihh..teman?? apa yang salah dengan menyukai seorang teman” Soohyun terus bertanya-tanya pada dirinya sendiri sampai akhirnya langkahnya dihentikan oleh seorang gadis yang berdiri tepat didepannya. “Woocha..?!” Soohyun sedikit kaget dengan kehadiran gadis yang sudah dikenalnya itu.
Woocha tersenyum dan mulai berjalan disamping Soohyun.
“kau tau, hari ini aku bertemu dengannya dan aku menyampaikan perasaanku padanya…rasanya sangat menyakitkan” Soohyun bercerita dengan suara bergetar.
Gadis disampingnya mendengarkan dengan serius sambil terus melangkah mengikuti Soo.
“Ayo duduk disini, aku lelah” Mereka berdua berhenti di sebuah halte.
“Jadi bagaimana orang yang kau suka?” Soohyun memandang Woocha yang duduk disampingnya.
Seperti biasa, dia mulai sibuk mencari-cari notes-nya dan menulis
“aku juga bertemu dengannya hari ini, tapi aku tidak seberuntung kau, aku tidak bisa mengatakan perasaanku”
“ooh, begitukah, kenapa? Kau takut dia akan membencimu?” Soohyun melihat sekilas kearah woocha.
Tidak, menurutku begini saja sudah cukup, bisa bertemu dengannya dan melihat dia tersenyum, aku sudah sangat bahagia. Aku tidak perlu menyampaikan apa-apa”
Kata-kata Woocha mengejutkan soohyun, dia tidak menyangka gadis itu bisa jauh lebih tegar darinya.
“kau tau Woocha, kau hebat..aku iri padamu” Soohyun tersenyum.

Soohyun POV
Aku bahkan tidak bisa mempercayainya, tapi benar, aku tersenyum. Shin Woocha, gadis yang baru aku kenal beberapa hari ini telah membuat aku tersenyum dalam keadaan seperti ini.
“Woocha, kau…siapa kau sebenarnya” Tanya ku padanya, pertanyaan yang aneh dan aku sama sekali tidak mengharapkan jawaban yang aneh.
Aku ini peri bunga”  jawabnya lewat goresan-goresan pulpen di lembaran notes.
“yaah, apa-apaan ini.. kau pikir aku anak kecil” jawabku sambil memukul kepalanya dengan notes itu sambil tertawa kecil.
Kulihat dia juga tertawa dalam diamnya dan menjulurkan lidahnya ke arahku.
Selama aku kenal dengannya baru kali ini kulihat ekspresi wajahnya se ceria ini, selama ini dia banyak berekspresi datar, sedih dan kadang sedikit tersenyum.
“jadi kau tidak percaya kalau aku peri bunga?” tanyanya lagi. Aku membaca tulisan itu sambil tersenyum.
“Baiklah-baiklah…aku percaya padamu ibu peri” jawabku sekenanya, tentu saja aku tidak percaya. Kamipun tertawa bersamaan dalam gaung keheningannya.
“bagaimana Bi? Apakah dia baik-baik saja” aku mulai terbiasa dengan pembicaraan melalui notes ini,
“dia baik dan sekarang sudah tumbuh kira-kira sebesar ini” tentu saja itu bohong dan si nona peri bunga ini tau itu. Aku kemudian tertawa terbahak-bahak.
Hebat sekali kamu Shin Woocha, mungkin kau memang bukan peri bunga, tapi kau bisa membuatku melupakan kesedihanku karena Eunji sedikit demi sedikit.

*To be Continued*